Selasa, 11 Agustus 2015



PEMBUATAN KOMPOS UNTUK PAKAN IKAN

Cara pembuatan pakan tambahan (kompos utk ikan) adalah sebagai berikut : Bahan-bahan yang perlu disiapkan
1.      Pupuk kandang sapi , 1 pick-up1 Ton (setengah matang)
2.       Ampas tahu 100 Kg (2 karung)
3.      Bekatul/ Polar (pakan
4.      50 Kg (1 karung) (sisa warung/dapur)
5.      Tepung ikan/ usus dan sisa ikan (limbah pasar) 8 ltr/satu ember
6.      Tetes 10 lt
7.      Bakteri pengurai 1 lt
8.      Gula merah 2kg
9.       Tongkol jagung dihaluskan/diselep, jika ingin pakan ini mengambang 1karung
10.  Jus buah 5 lt
11.   Air sumur  10 lt
Siapkan dulu pupuk kandang setengah matang yang sudah dibersihkan dari kotoran ( jerami, ranting, batu dll). Taburkan diatasnya ampas tahu, bekatul, sampah sisa warung dan tepung ikan/ usus dan sisa ikan. Aduklah semua bahan tersebut, kemudian siramkan/ semprotkan bakteri pengurai yang telah dicampur tetes/gula merah dan air. Usahakan diaduk merata dan tidak banyak gumpalan, agar proses fermentasi berlangsung lebih sempurna. Kemudian tutup dengan terpal dan biarkan selama 3 hari ( usahakan ditempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari secara langsung ). Pada hari ke 4 dibongkar dan diaduk lagi, terus ditutup dengan terpal dan diamkan selama 3 hari lagi. Pada hari ke 7 campuran tadi diangin-anginkan selama 2-3 hari, sampai bau amoniaknya hilang, yang ada adalah bau khas seperti tape dan tekstur agak kering. Berarti kompos untuk pakan yang kita buat telah jadi. Kemudian masukkan dalam karung bawang merah atau karung dari bahan lain yang seperti jaring. Gantungkanlah karung tersebut di pinggir kolam, hanya 1/3 karung saja yang terendam air, tempatkan beberapa karung lagi dengan jarak 2-3 meter. Bisa juga proses fermentasi dilakukan didalam tong dan ditutup plastik, setiap hari diaduk dan ditutup lagi. Setelah 7-8hari dah jadi, setelah itu diangin-anginkan dulu 1-2hari untuk membuang sisa gas amoniaknya. Jika menghendaki pakan kompos ini mengambang biarkan dulu sampai agak kering baru ditaburkan ke kolam. Jika dimasukkan ke dalam karung kita tidak harus memberi pakan tiap hari tetapi tunggu yang dikarung habis dulu, bisa sampai 7hari. Untuk penyajiannya sebaiknya kita tambahkan sedikit pelet yang biasanya diberikan ke ikan, setelah ikan mau makan pakan kompos tersebut tidak perlu lagi diberi pelet. Kecuali jika kita mau memacu pertumbuhan ikannya agar lebih cepat besar dan lebih cepat panen. Tetapi peletnya diberikan langsung seperti biasanya. Pada awal pembuatan kompos, hari 3-7 akan muncul belatung dalam jumlah yang banyak. Belatung ini sangat disukai ikan. Dan apabila dibiarkan lebih dari 10 hari akan muncul anakan cacing dalam jumlah banyak juga. Pakan tambahan ini akan dimakan oleh ikan sedikit demi sedikit, dari bawah air, baik itu belatung, cacing maupun komposnya. Buatlah kompos ini secara rutin agar jumlah pakan yang dibeli dapat berkurang sampai 70% dari kebutuhan. Kompos ini baik juga digunakan untuk tanaman, baik tanaman padi, buah, dan sayuran. Micro-organisme dll yang ada di dalamnya dapat membantu kesuburan tanah dan mengurangi serangan hama penyakit tanaman. Kompos ini juga sangat baik dipakai sebagai media dan sekaligus pakan cacing jika kita mau membudi-dayakan cacing Lumbricus sp. Pakan ini hanya cocok untuk ikan lele yang sudah, berukuran jari. Jika mau diaplikasi untuk ikan lele yang lebih kecil buatlah fermentasi model basah...? Aplikasi utk kolam terpal dan kolam tanah/kolam tembok bisa disebar ke dasar kolam dengan ketebalan sekitar 10cm dan dberi air 5cm sj plus probiotik hasil ternak sendiri, biarkan selama 1 minggu, setelah itu air ditinggikan 40-60cm dan biarkan lagi selama seminggu sampai air berwarna kehijauan dan bening tanpa busa, baru setelah itu bibit bisa ditebar. berikan probiotik dan jamu secara rutin untuk meningkatkan kualitas air dan menekan bakteri pathogen.  aguswbasuki
Setelah saya baca kembali, memang banyak bagian yang belum saya tuliskan, teman2 jadi harus keluar masuk ke catatan lain untuk melengkapinya Intinya kolam harus minim dengan kandungan amoniak, nitrit, dan H2S karena itu semua beracun bagi ikan, bikin kembung perutnya solusinya adalah :
1.      Siapkan prebiotik dari fermentasi dedak halus dengan bakteri hasil ternak sendiri
2.       Kembangkan juga bakteri Nitrifikasi yang ditangkap dari alam, berguna utk mengurai amoniak dan nitrit di dalam air maupun dari kompos yang masih banyak mengandung amoniak
3.       Kembangkan juga bakteri PSB/photosintetic bacteria/bakteri ungu yang akan membantu penguraian H2S sehingga menjadi senyawa yg tidak beracun (dengan memfermentasi dedak dgn ragi dll probiotik akan menghasilkan bakteri jenis ini atau mengembangkan dari air kolam yg sudah berwarna merah/ungu
4.      tetaplah konsultasikan hal ini setelah dilakukan

Senin, 03 Agustus 2015

APAKAH SISTEM BIOFLOK MAMPU MENINGKATKAN PENGHASILAN PETANI IKAN LELE ATAU MALAH MENYESATKAN

Mengapa Saya ambil judul untuk postingan saya ini, karna sedang bumingnya kabar sistem bioflok yang mampu melakukan tebar pada pada budidaya lele, karna bisa anda bayangkan dengan kapasitas 1m3 bisa menampung 1000 ekor ikan lele dan dengan pakan yang sangat minim, karna sistem bioflok memanfaatkan bakteri untuk mengolah bahan organik / sisa makanan, dan kotoran ikan dan jasad remik menjadi makanan ikan kembali, tidak mengherankan kalo sistem bioflok bisa menyjadi salah satu sistem untuk menunjang suasembada pangan di indonesia, terutama untuk komiditi ikan lele, dan bisa menghasilkan panen yang cukup mengiurkan, bisa anda bayangkan 1m3 bisa menampung 1000 ikan lele pasti cukup punya 10 kolam dengan dia meter 4x3 anda sudah bisa banyangkan hasil yang anda dapatkan, apalagi dengan memanfaatkan bakteri yang bisa memproduksi makanan untuk ikan.

Tapi jangan gembira dahulu sistem bioflok juga sangat di keluhkan oleh para pembudidaya ikan lele, khususnya para pemdudiya yang biasa menggunakan sistem confesional, karna selain perawatan khusus juga pengawasan insentif yang harus di lakukan, serta peralatan yang cukup untuk menunjang proses sistem bioflok ini

Dan perlu anda ketahuai bila ada pembudidaya yang sudah berhasil, lalu kita menanyakan tentang bioflok, tidak akan seseorangpun yang akan memberi tau tentang rahasia keberhasilannya, bahkan anda mengikuti pelatihan sistem bioflok pun tidak akan mendapatkan rahasia tentang keberhasilan bioflok, yang di dapat anda harus melakukan eksperimen ber ulang-ulang, yang menyebabkan permodalan anda semakin menipis, dan akhirnya gulung terpal, mengapa saya menulis, karna sudah banyak tulisan-tulisan dan di group-group pembudidaya yang sudah merasakan manis getirnya mencoba sistem bioflok, 

ini adalah vidio tentang teknologi biflok tertarikkan dengan ikan sebanyak ini, nah ini untuk yang berhasil pertanyaannya bagaimana yang tidak berhasil, sudah mengikuti pelatihan, bayar pula, dan bimbingan setengah-setengah, jadi menurut saya jangan terpancing dengan sistem yang baru ada, bagi pembudidaya sudah berhasil dengan sistem yang sudah lama di tekuni lakukan saja yang sudah ada, adapun untuk melakukan eksperimen dan mencoba sistem lain maka lakukalah dengan pelan-pelan dan jangan terburu-buru

Minggu, 02 Agustus 2015

 

BUDIDAYA PEMBESARAN LELE SANGKURIANG YANG MUDAH DAN PRAKTIS UNTUK PEMULA

 Berikut ini akan dijelaskan budidaya segmen Pembesaran Lele Sangkuriang dengan cara yang praktis, mudah dan sangat membantu bagi para petani pemula bahkan bagi mereka petani yang sudah lama sekalipun. Berdasarkan temuan penulis, teknik budidaya pembesaran Lele Sangkuriang sangat beragam dan pada umumnya banyak sekali kendala, terutama masalah kematian akibat buruknya kualitas air pada kolam, disamping tentunya akibat faktor-faktor lain. Untuk mengatasi persoalan di atas penulis akan mencoba memberikan arahan berdasarkan fakta lapangan dan pengalaman yang telah dilakukan.
Persiapan Lahan
                Lahan yang digunakan untuk budidaya sebaiknya pada lahan terbuka yang mendapatkan sinar matahari secara penuh, terhindar dari naungan langsung baik itu berupa atap bangunan ataupun tajuk pohon yang menjuntai ke lahan kolam, seandainya diperlukan pohon peneduh maka jumlahnya sedikit saja dan ditempatkan agak jauh dari pinggir kolam. Lahan harus dekat dengan sumber air, jika tidak ada sumber air berupa sungai/ selokan yang bersih lebih baik membuat sumur sebagai sumber air, tidak boleh menggunakan air yang tercemar limbah atau misalnya tercemar pestisida pada jalur air yang dekat dengan kegiatan pertanian atau perkebunan.
 
Jenis Kolam
Ada dua jenis kolam yang direkomendasikan untuk budidaya Pembesaran Lele Sangkuriang ini, yaitu Kolam Terpal dan Kolam Semen Permanen, kolam tanah tidak direkomendasikan mengingat sistem budidaya ini menggunakan air mati tanpa sirkulasi sehingga air kolam harus benar-benar statis tidak ada rembesan, selain itu kolam tanah sangat rawan patogen hama penyakit.
Dengan sistem budidaya air mati yang juga dikenal denan istilah Green Water System kelebihannya adalah bisa menghemat air dan dapat menciptakan kondisi air yang sesuai dengan kebutuhan hidup lele.
 
Ukuran Kolam dan Padat Tebar Benih
               
                Ukuran kolam untuk Budidaya Pembesaran lele Sangkuriang maksimal adalah 10m x 5m x 1,5m (PxLxT), jika kolam lebih besar lagi maka akan banyak menemui kendala terutama ketika memberikan pakan dan mengatur air akan sulit dikontrol, jika ingin menambah kapasitas produksi lebih baik menambah jumlah kolam saja dari pada memperluasnya. Sebagai contoh, ukuran kolam yang banyak direkomendasikan adalah 5m x 2m x 1,5m (PxLxT) untuk kapasitas tebar 1000 ekor, tentunya lebih kecil kolam lebih mudah mengelolanya.
                Adapun padat tebar untuk Budidaya Pembesaran Lele Sangkuriang  adalah 100 ekor/m2 , sehingga kapasitas kolam paling besar 10m x 5m x 1,5m berisi populasi sebesar 5000 ekor, untuk kolam yang kecil 5m x 2m x 1,5m populasinya adalah 1000 ekor.
Pembuatan Kolam
Berikut ini tahapan untuk pembuatan kolam:
1.       1. Pengerjaan tanah
Sebidang tanah sesuai ukuran kolam dikeruk atau digali setinggi 50cm – 70cm, tanah hasil galian ditumpuk pada pinggir kolam untuk tanggulan, ini penting untuk membantu terpal menahan beban air. Pastikan tanah telah dibersihkan dan harus rata, kemudian di tengah-tengah kolam buatlah cerukan kecil memanjang seperti parit untuk memudahkan nanti pada saat panen atau pada saat menguras air.
 
2.  Pembuatan rangka kolam
Lahan yang sudah digali selanjutnya dipasangkan rangka sebagai penampang untuk memasang terpal, rangka bisa menggunakan bambu yang dibuat seperti pagar di sekeliling kolam, atau bisa juga menggunakan rangka dengan pasangan batako supaya lebih awet. Pastikan pemasangan rangka presisi dengan ukuran kolam supaya memudahkan pada saat memasang terpal serta hasilnya rapi.
 
3. Persiapan terpal
Belilah terpal tipe A8 sesuai ukuran kolam, misal: ukuran kolam 10m x 5m x 1,5m (PxLxT) maka ukuran terpalnya adalah: 13m x 8m, sementara untuk ukuran kolam 5m x 2m x 1,5m (PxLxT) maka menggunakan terpal ukuran 8m x 5m. Sebelum dipasangkan jangan lupa terpalnya dicuci terlebih dahulu, untuk menghindari racun yang mungkin masih menepel pada terpal baru, mencuci terpal cukup menggunakan air bersih yang digosok dengan kain lap atau busa, jangan mencuci terpal menggunakan sabun atau detergen. Warna terpal direkomendasikan berwarna orange, disamping untuk keseragaman warna terpal orange juga baik untuk menyimpan panas sehingga mampu menjaga suhu kolam tetap stabil.
 
4.       4. Pemasangan terpal
Pasangkan terpal mengikuti bentuk rangka dengan hati-hati supaya terpal tidak bocor, kemudian lipat bagian pojok terpal mengikuti bentuk sudut rangka, setelah itu isilah dengan air. Rapikan terpal sambil pengisian air berlangsung, ini dapat membantu pemasangan terpal lebih mudah. Setelah terpal terpasang dengan rapi, selanjutnya ikatkan setiap ujung atau sisi terpal pada rangka kemudian lanjutkan pengisian air hingga ketinggian mencapai 50cm, maka kolam siap digunakan.
 
Pemupukan Kolam
Untuk mendapatkan hasil yang baik pada budidaya Lele Sangkuriang, kita harus tau kondisi air yang ideal bagi tempat hidup ikan lele, yaitu suhu air pada kisaran 28°c - 32°c serta PH air pada kisaran 7-8. Untuk menciptakan kondisi air seperti itu kita harus melakukan pengomposan kolam, caranya dengan menggunakan kotoran kambing dan ramuan herbal (buatan Abah Nas). Tahapannya adalah sebagai berikut:
 
1.    Pertama siapkan air bersih 5 liter atau kira-kira satu ember penuh, kemudian masukan herbal 4 sendok makan, campurkan garam dapur 2 sendok makan, kemudian diaduk hingga rata.
2.      Setelah ramuan siap kemudian dicipratkan/ disebarkan pada kolam secara merata hingga 1 ember ramuan itu habis untuk 1 kolam ukuran 5m x 2m x 1,5. Jika kolam itu ukurannya lebih besar maka dosisnya dapat disesuaikan atau ditambah saja.
3.    Selanjutnya siapkan kotoran kambing yang masih baru, masih basah, masukan ke dalam karung, lalu diikat kuat menggunakan tali dan dicemplungkan ke dalam kolam yang telah diberikan herbal. Untuk 1 kolam ukuran 5m x 2m x 1,5 cukup menggunakan 2 karung kompos, dengan berat masing-masing karung sekitar 7,5 kg.
4.   Biarkan kompos berada pada kolam selama minimal 8 hari, selanjutnya bisa diperiksa air kolam telah matang terlihat dari banyaknya plankton, jasad renik seperti kutu air, jentik-jentik dan mikroba lainnya.
5.    Setelah 8 hari kolam siap digunakan, ditebar benih. Pada saat benih ditebar maka benih itu akan bergerak agresif memakan plankton hasil kompos.
Bagi mereka petani yang ingin mencoba melakukan Budidaya Pembesaran Lele Sangkuriang maka wajib melakukan pengomposan ini karena itulah salah satu faktor penting dalam tahap budidaya, silakan bagi petani yang membutuhkan herbal untuk menghubungi penulis pada kontak yang ada.
Persiapan Benih
Ketika kolam telah dilakukan pengomposan, selanjutnya adalah mempersiapkan benih yang baik. Kualitas benih yang ditebar akan menentukan produksi pada saat panen kemudian hari, sehingga perlunya melakukan seleksi terutama asal-usul benih yang akan dibeli harus dijamin keasliannya yaitu Lele Sangkuriang dan direkomendasikan yang berasal dari kelompok petani yang dibimbing oleh Pak Nasrudin, sang Maestro. Hal ini perlu diperhatikan mengingat sulitnya membedakan yang mana jenis Lele Sangkuriang dan yang mana Lele Dumbo atau lokal, secara fisik keduanya sangat mirip. Sementara di masyarakat  banyak sekali beredar jenis Lele Dumbo atau lokal yang kualitasnya telah menurun akibat “inbreeding” (baca arsip sebelumnya: Sejarah Lele Sangkuriang).
Ukuran benih yang ditebar minimal ukuran 4-6, semakin besar ukuran benih semakin baik untuk Budidaya Pembesaran lele Sangkuriang, biasanya petani pembenih menyediakan ukuran 4-6, 5-7, 6-8, 7-9 dan seterusnya. Jika benih yang ditebar dibawah ukuran 4-6 kendalanya adalah kanibalisme. Sebagai contoh benih ukuran 2-3 atau 3-4 sudah banyak beredar dipasaran, nah untuk ukuran ini jelas pertumbuhannya tidak akan merata sebagian akan cepat besar dan sebagian lagi masih kecil, dan yang kecil ini akan habis dimangsa oleh yang besar.
Tata Guna Pakan
                Pada kegiatan pembesaran Lele Sangkuriang ini penulis menggunakan pakan pelet sebagai pakan utama, kita tahu bahwa salah satu sifat keunggulan Lele Sangkuriang dibandingkan dengan lele jenis dumbo biasa adalah FCR (Feed Conversion Rate) nya, dimana Lele Sangkuriang memiliki FCR 0.9 artinya pada setiap 100 kg Lele Sangkuriang membutuhkan pakan sebanyak 90 kg, lebih baik dibanding dengan lele jenis dumbo biasa yaitu FCR nya 1.0-1.1
Disamping menggunakan pakan pelet, pembesaran Lele Sangkuriang juga bisa menggunakan pakan tambahan seperti : ayam tiren, ikan runcah, keong mas, cacing dan pakan alternatif lain yang telah diuji kualitasnya. Penulis sendiri menggunakan pakan tambahan berupa ayam tiren.
A.      Komposisi Pakan
                Berikut ini komposisi jenis pakan pelet yang diberikan berdasarkan tahapannya, untuk kapasitas benih 1000 ekor (ukuran kolam 5m x 2m x1,5m):
  1. L1    (pakan terapung) =  3 kg
  2. PL2  (pakan terapung) =  5 kg
  3. PL3  (pakan terapung) = 22 kg
  4. SNL (pakan tenggelam) = 70 kg
Pemberian pakan dilakukan secara bertahap dimulai pelet L1 kemudian setelah habis dilanjutkan pelet PL2, PL3 dan SNL begitu seterusnya hingga menjelang masa panen tiba.
B.      Jadwal Pemberian pakan
                Pemberian pakan untuk Lele Sangkuriang harus dimulai jam 9 pagi atau lebih sedikit, alasannya pada jam tersebut matahari telah cukup memanaskan suhu permukaan kolam dan menghilangkan zat asam serta menguapkan oksidan yang mungkin mengendap di permukaan kolam, sehingga pemberian pakan aman dan terbebas dari racun yang mungkin terkandung di udara. Selanjutnya pakan diberikan tiap 3-4 jam, misalnya:
-          Jam 9.00
-          Jam 13.00
-          Jam 17.00
-          Jam 20.00
                Jika masih ingin memberikan pakan bisa sampai malam sebelum pukul 22, tidak dianjurkan memberikan pakan melewati pukul 22.00, karena pada jam-jam tersebut biasanya embun telah turun dan berbahaya bagi perkembangan lele. Apabila kita tidak sempat memberikan pakan pada jam malam sementara waktu telah lewat pukul 22.00 lebih baik hindari saja pemberian pakan dan dilanjutkan keesokan harinya.
C.      Teknik Pemberian Pakan
     Untuk pakan pelet:
-          Sebelum ditebar di kolam pastikan pelet telah “dibibis” dengan air, yaitu dispray atau dibasahi sedikit dengan air panas hingga pelet kenyal dan sedikit mengembang. Hal ini untuk menghindari gejala perut kembung yang sering menimpa benih lele akibat pakan yang kering.
-   Tebarkan pelet di permukaan air secara merata, tidak berkumpul pada satu titik sehingga lele mendapatkan pakan secara merata.
-     Lakukan pemberian pakan sedikit demi sedikit memperhatikan respons dari lele, jika pakan yang ditebar telah habis di permukaan air baru ditebar lagi sedikit-sedikit, demikian seterusnya hingga respons makannya berkurang dan terlihat satu dua butir pelet tertinggal di permukaan air maka hentikan pemberian pakan, jangan sampai banyak pakan yang tersisa karena bisa mengendap dalam air dan menjadi penyakit.
Untuk pakan tambahan, ayam tiren:
-         Ayam dibersihkan terlebih dahulu, jeroannya diambil dan dibuang.
-        Setelah itu rebuslah ayam hingga setengah matang, dagingnya empuk tapi juga jangan sampai terlalu   lembek.
-      Cabutkan bulu ayam sampai bersih, kemudian ayam dibelah menjadi beberapa potong, selanjutnya ayam digantung di permukaan air menggunakan tali, jangan sampai tenggelam karena kita akan sulit mengontrolnya.
-         Buatlah gantungan tadi di beberapa titik sekitar kolam, misal 2 atau 3 titik, dengan demikian lele akan memakannya secara merata.
Tata Guna Air
            Sebagaimana pemaparan sebelumnya bahwa penulis melakukan budidaya dengan metoda organik dan tidak melakukan penggantian air selama budidaya, ini dapat menghemat sekaligus mempertahankan kualitas air. Kuncinya adalah perlakuan kolam sebelum penebaran benih, sebagaimana ditulis dalam posting sebelumnya yaitu penggunaan kompos dan herbal.
Air kolam tidak pernah dilakukan penggantian atau sirkulasi mengingat fungsi herbal dan kompos yang telah bekerja sehingga tercipta kondisi air yang sesuai dengan kebutuhan hidup lele. Setelah ditanami lele tanda-tanda kualitas air yang tampak yaitu berwarna hijau tua yang konon katanya kaya akan alga spirulina air tawar dan jenis alga lain yang dibutuhkan lele,  tetapi warna air yang hijau ini sebenarnya tidak kotor dan tidak berbau.
 
A.      Sumebar Air
Perlu diingat bahwa pengadaan air harus dari sumber yang bersih, terbebas dari pestisida, limbah dan kotoran lainnya, kebetulan kolam penulis dekat dengan mata air dan terjamin kebersihannya, seperti gambar dibawah:
B.      Penambahan Volume Air
Pada kegiatan Tata Guna Pakan disebutkan bahwa pemberian pakan terdiri dari 4 tahap: (L1, PL2, PL3, SNL) hal ini berhubungan dengan sistim penambahan air kolam, dimana disebutkan bahwa air kolam tidak diganti atau difilter tetapi hanya dilakukan penambahan, tahapannya adalah:
1.       Pada saat pertama kali benih masuk tinggi air kolam adalah 50 cm, pakan yang digunakan yaitu L1.
2.   Setelah pakan L1 habis (sesuai dg jatah volume pakan) maka tinggi air ditambah menjadi 70 cm kemudian berikan pakan jenis PL2.
3.      Setelah pakan PL2 habis tinggi air ditambah lagi menjadi 90 cm dan pakan menggunakan pakan PL3.
4.   Terakhir setelah PL3 habis tinggi air naik lagi menjadi 120 cm, pertahankanlah volume air pada ketinggian ini hingga saatnya panen tiba dan pakan yang digunakan adalah pakan tenggelam (SNL).




  
 
 

Asal-usul ikan lele sangkurian

Siapa yang tidak mengenal ikan lele sangkuriang? Jenis ikan lele yang diperkenalkan oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi pada tahun 2004 ini dengan cepat menjadi primadona para peternak. Namun tahukah Anda bahwa ikan lele Sangkuriang ini masih dari jenis lele dumbo?

Penurunan kualitas lele dumbo

Ikan lele dumbo pertama kali diekspor dari Taiwan pada tahun 1985. Menurut keterangan eksportirnya, lele dumbo merupakan hasil silangan ikan lele asal Taiwan dengan nama latin Clarias Fuscus dengan ikan lele asal Afrika dengan nama latin Clarias Mozambicus. Namun penelaahan lebih lanjut mengatakan lele dumbo lebih mirip dengan ikan lele asal Afrika dengan nama latin Clarias Gariepinus.
Terlepas dari kontroversi sepesies lele dumbo, diakui bahwa jenis ikan lele ini lebih produktif untuk dibudidayakan di Indonesia. Sehingga hampir semua peternak lele memilih membudidayakan lele dumbo ketimbang lele lokal (Clarias Batrachus) yang saat itu banyak dibudidayakan. Meski daging lele dumbo tak segurih lele lokal, tetap saja memelihara lele dumbo jauh lebih ekonomis dibanding lele lokal.
Lele dumbo bisa tumbuh jauh lebih cepat, ukurannya lebih bongsor dan lebih tahan terhadap berbagai bibit penyakit. Namun keunggulan lele dumbo semakin hari semakin pudar, karena kualitasnya terus menurun. Menurut para pakar, penurunan tersebut disebabkan karena kesalahan dalam pembenihan lele yang terjadi di masyarakat. Banyak ikan lele dumbo yang dikawinkan dengan kerabatnya sendiri (inbreeding). Hal ini memicu penurunan kualitas indukan lele dumbo. Karena pemijahan benih lele menggunakan calon indukan yang salah, lambat laun benih ikan lele dumbo yang beredar di masyarakat semakin turun kualitasnya.

Proyek ikan lele sangkuriang

Baru pada tahun 2000-an, pemerintah lewat BBPBAT melakukan penelitian untuk meningkatkan kembali kualitas lele dumbo. Dengan menggunakan metode silang balik (back cross) ternyata lele dumbo bisa diperbaiki kualitasnya. Kawin silang balik yang dilakukan BBPBAT adalah mengawinkan indukan betina generasi ke-2 atau biasa disebut F2 dari lele dumbo yang pertama kali didatangkan pada tahun 1985, dengan indukan jantan lele dumbo F6.

Perkwainannya melalui dua tahap, pertama mengawinkan indukan betina F2 dengan indukan jantan F2, sehingga dihasilkan lele dumbo jantan F2-6. Kemudian lele dumbo F2-6 jantan ini dikawinkan lagi dengan indukan F2 sehingga dihasilkan ikan lele Sangkuriang.
Proses penelitian ikan lele Sangkuriang memakan waktu yang cukup lama. Dua tahun setelah itu benih lele Sangkuriang baru diperkenalkan secara terbatas. Pengujian dilakukan pada tahun 2002-2004 di daerah Bogor dan Yogyakarta. Baru pada tahun 2004, dikeluarkan Keputusan Menteri Kelautan tentang pelepasan varietas ikan lele Sangkuriang kepada publik.
Perbandingan yang paling mencolok antara ikan lele dumbo dengan ikan lele Sangkuriang antara lain, adalah kemampuan bertelur (fekunditas) ikan lele sangkuriang yang mencapai 40.000-60.000 per kg induk betina dibanding lele dumbo yang hanya 20.000-30.000, derajat penetasan telur dari ikan lele sangkuriang lebih dari 90% sedangkan lele dumbo lebih dari 80%.
Dilihat dari pertumbuhannya, pembesaran harian ikan lele sangkuriang bisa mencapai 3,53% sedangkan lele dumbo hanya 2,73%. Dan, konversi pakan atau Food Convertion Ratio (FCR) ikan lele sangkuriang mencapai 0,8-1 sementara lele dumbo lebih besar sama dengan 1. FCR merupakan nisbah antara berat pakan yang diberikan dengan berat pertumbuhan daging ikan. Semakin kecil nisbah FCR semakin ekonomis ikan tersebut dipelihara.
Penamaan ikan lele Sangkuriang mengambil nama seorang anak dari cerita mitologi Sunda. Dalam cerita tersebut adalah seorang anak bernama Sangkuriang yang berhasrat mengawini ibunya sendiri. Mungkin karena hal itulah nama ikan lele Sangkuriang menjadi nama varietas lele hasil silang balik.

Ikan lele Sangkuriang II

Pada tahun 2010, BBPBAT kembali melakukan pengembangan terhadap ikan lele sangkuriang. Kali ini lembaga penelitian plat merah ini mengawinkan lele sangkuriang dengan lele dari sungai Nil, Afrika. Indukan jantan merupakan lele sangkuriang F6 sedangkan indukan betinanya F2 dari Afrika. Indukan dari Afrika ini bobot tubuhnya bisa mencapai 7 kg, diharapkan bisa mendongkrak sifat unggul bagi turunannya.
BBPBAT mengklaim lele sangkuriang II bisa tumbuh 10 persen lebih cepat dari generasi sebelumnya. Ukuran tubuhnya pun lebih bongsor dan yang terpenting lebih tahan terhadap penyakit.
Saat ini ikan lele sangkuriang II belum dilepas untuk umum. Ikan ini masih harus melakukan uji multilokasi. Dari keterangan tertulisnya, BBPBAT melakukan uji multilokasi di Bogor, Boyolali, Gunung Kidul dan Kepanjen.